Menyelenggarakan pemilu

Membentuk MPRS berdasarkan ketetapan presiden

Melunasi hutang terhadap Belanda

Membubarkan Dewan Konstituante

Memenjarakan Sutan Sjahrir

Menteri kabinet bertanggung jawab kepada parlemen

Dijadikannya Manifesto Politik sebagai GBHN

Pembubaran DPR-GR

Perubahan kedudukan menteri

Pemberlakuan Piagam Jakarta

Yamin dan Natsir

Sukiman dan Natsir

D.N. Aidit dan Mohammad Hatta

Mohammad Hatta dan Sukiman

Sukarno dan Mohammad Hatta

Ekonomi Terpimpin

Demokrasi Pancasila

Sistem Koperasi

Ekonomi Kerakyatan

Sama rasa sama rata

Semakin dominannya partai politik dalam membuat suatu kebijakan

Adanya pertikaian diantara anggota partai politik

Sukarno ingin segera mengambil alih pemerintahan

Lemahnya posisi partai politik di dalam parlemen

Kegagalan dewan konstituante merumuskan UUD baru

Anggota konstituante terdiri dari beberapa partai politik

Antara partai politik di dewan konstituante lebih mengutamakan kepentingan partainya

Jumlah anggota konstituante yang kecil

Adanya pemboikotan suara

Mayoritas anggota Dewan Konstituante tidak mengiginkan adanya Konstitusi baru

Jumlah anggota konstituante yang kecil

Antar partai saling mengutamakan kepentingan golongannya

Mayoritas anggota konstituante tidak menginginkan UUD baru

Adanya pemboikotan suara

Anggotanya terdiri atas berbagai partai politik

PNI, MASYUMI, NU, dan PKI

NU, MASYUMI, PNI, dan PKI

PNI, NU, MASYUMI dan PKI

MASYUMI, NU, PNI dan PKI

MASYUMI, PNI, NU dan PKI

Renville

Kalijati

Roem-Royen

Linggarjati

KMB

Indonesia mendapatkan pengakuan kedaulatan dari Belanda secara de facto

Mulai mengalirnya dukungan internasional untuk Indonesia

Belanda secara tidak langsung terusir dari wilayah Republik Indonesia

Semua tuntutan Belanda di tolak oleh pemerintah Republik Indonesia

Wilayah Republik Indonesia sesuai dengan tuntutan, bekas wilayah Belanda

Willem Janszoon

Jacob van Heemskerk

Jacob van Neck

Jan Hughen van Linschoten

Olivier van Noort

Kampoeng Verbetering

Nieuve Buurten

Gaya Doria

Indies Culture

Oud Holland Stijil

Exorbitante Rechten

Wilde Schoolen Ordinantie

Goeroe Ordinantie

Toezicht Ordinantie

Koeli Ordinantie

Meminta kemerdekaan terhadap pemerintah kolonial

Ingin mendirikan pemerintahan sekuler

Hanya meminta sebatas perwakilan dalam parlemen di Kerajaan Belanda

Bekerja sama dengan Jepang

Indonesia menjadi common wealth Kerajaan Belanda

lebih percaya pada kekuatan diri sendiri

lebih mengutamakan kepentingannya sendiri

biasa disebut oleh pemerintah kolonial sebagai “extremis”

lebih mengedepankan kemerdekaan ekonomi daripada kemerdekaan politik

seringkali menentang berbagai peraturan yang dibuat oleh pemerintah kolonial

Volksraad yang diketuai penduduk pribumi tidak mandiri.

Sikap pribadi de Jong yang terlalu moderat.

Partai politik belum dapat menjalankan demokrasi.

Khawatir terhadap ekspansi Jepang.

Politik non akulturasi yang dilakukan pemerintah kolonial

Asas kebangsaan Jawa tidak sesuai lagi dengan perkembangan rasa kebangsaan yang ada di masyarakat.

Budi Utomo dipimpin kalangan priyayi.

Budi Utomo tidak mau membuka diri bagi anggota dari wilayah lain.

Budi Utomo bergerak terlalu lunak.

Karakteristik Budi Utomo sudah kurang mengakar di kalangan masyarakat.

Jarak

Tembakau

Kapas

Bunga Sepatu

Rosela

Mengorganisasi seluruh penduduk menjadi sel-sel

Melakukan mobilisasi penduduk

Melakukan indoktrinasi propaganda Jepang

Melakukan penangkapan terhadap penduduk yang dicurigai

Melakukan pelaporan kepada tentara Jepang mengenai kondisi pedesaan setiap minggu

Pelarangan penggunaan bahasa Belanda

Pemberlakuan interniran sekutu

Proses menuju kemerdekaan Indonesia

Instruksi langsung dari Gunseikan

Gerakan bawah tanah

Menghapus pengaruh Amerika Serikat

Menghilangkan pengaruh elit Islam Tradisional terhadap masyarakat

Mengadakan mobilisasi untuk kemenangan Jepang

Memeroleh simpati Jerman di Pasifik

Persiapan kampanye perang di Pearl Harbor

Presiden Sukarno berkonsentrasi dalam tugasnya sebagai kepala negara

Sutan Sjahrir dapat menempatkan kelompok pemuda dalam jajaran kabinet

Pemerintah Belanda hanya mau berunding dengan Sjahrir dan Hatta.

Menghindari tuduhan sepihak Belanda, bahwa Indonesia merupakan negara buatan Jepang.

Golongan muda tidak selalu menekan golongan tua.

Soekarno Hatta tidak menyetujui rapat tersebut dilaksankan

Kekacauan di Jakarta karena sabotase oleh kelompok Tan Malaka

Pasca kekalahan Jepang dari sekutu dalam Perang Asia Timur Raya, Jepang harus menjalankan status quo dari sekutu

Amerika Serikat menyerang Jakarta melalui Tanjung Periok

Kelompok Menteng 31 bersama Sjahrir memproklamasikan kemerdekaan terlebih dahulu di Sukabumi

Australia adalah negara tetangga.

Australia mempunyai hubungan baik sebelum kemerdekaan RI.

Pemerintah Australia mendukung RI karena berumushan dengan Belanda.

Partai Buruh Australia menguasai perlemen dan mendukung RI

Hubungan diplomatik dengan RI menguntungkan Australia.

Belanda harus menarik seluruh pasukan di wilayah-wilayah yang dikuasasi oleh Republik Indonesia.

Akan dibentuk pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS).

Belanda akan menyerahkan kedaulatan kepada pemerintah Republik Indonesia Serikat (RIS).

Referendum terhadap wilayah Papua Barat

Ibukota Republik Indonesia Serikat dikembalikan ke Jakarta

Perundingan tersebut dengan mudah akan dilanggar oleh Belanda.

Belanda tidak akan mematuhi berbagai pasal yang terdapat dalam perundingan tersebut.

Perundingan tersebut merupakan representasi keinginan Belanda.

Perundingan tersebut bukan representasi perundingan antara Indonesia dan Belanda.

Perundingan tersebut tidak menyentuh persoalan utama pertikaian antara Indonesia dan Belanda.