No student devices needed. Know more
26 questions
1.Perhatikan kutipan cerpen di bawah ini!
Es di gelas itu sudah mencair, membaur dengan kopi yang kupesan lebih dari satu jam lalu. Seiring dengan membaurnya kedua cairan itu, aku masih saja menatap ke luar jendela, kala hujan masih saja turun membasahi bumi. Mendinginkan udara malam yang tak berbintang itu.
Latar waktu, suasana, dan tempat dalam kutipan cerpen tersebut adalah …
A.Malam hari, hujan, dan restoran.
B.Malam hari, sendu, dan kedai kopi.
C.Sore hari, hujan, dan kedai kopi.
D.Petang hari, sepi, dan kedai kopi.
E.Malam hari, haru, dan kedai kopi.
2.Bacalah kutipan cerita berikut.
Dengan maksud yang licik, Datuk Maringgih meminjamkan uangnya pada Baginda Sulaiman. Berkat pinjaman uang dari Datuk Maringgih tersebut, usaha dagang Baginda maju pesat. Namun sayang, rupanya Datuk Maringgih menjadi iri hati melihat kemajuan dagang yang dicapai oleh Baginda Sulaiman ini maka dengan seluruh orang suruhannya, yaitu pendekar lima, pendekar empat, pendekar tiga, serta yang lainnya, Datuk Maringgih memerintahkan untuk membakar toko Baginda Sulaiman. Dan toko Baginda pun habis terbakar. Akibatnya baginda Sulaiman jatuh bangkrut dan sekaligus dengan hutang yang menumpuk pada Datuk Maringgih.
Watak tokoh Datuk Maringgih dalam kutipan cerita tersebut adalah …
A.Licik
B.Suka uang
C.Pasrah
D.Tamak
E.Pembohong
Kutipan cerpen berikut.
Akhir-akhir ini, sebelum pukul enam pagi, sering kulihat ayah duduk di kursi rotan di beranda sembari mendengarkan berita dari radio baterai yang ia taruh di meja. Ketika loper koran tiba, ayah akan mematikan radio, lalu mulai memamah koran sambil sesekali geleng-geleng kepala. Setelah kenyang memakan berita, ia akan menenteng radionya ke dalam kamar. Dan selepas Zhuhur, ayah kembali keluar kamar, duduk di kursi beranda yang dingin dan lengang memandang nyalang ke seberang jalan dengan napas yang sesekali mendesah. Kemudian, menjelang senja ayah akan menuju ruang tengah, khusyuk menatap TV 14 inci.
“Mungkin ayah ingin beristri lagi, Mas,” ujar Lastri, adik perempuanku suatu kali.
“Hus, ngawur! Ayah sudah tua, enam puluh umurnya. Lagian ayah begitu mencintai ibu. Tak mungkin ingin beristri lagi,” sanggahku.
“Ibu kan sudah meninggal, tak bakal tahu kalau ayah beristri lagi.”
“Tetapi, aku tidak senang punya ibu tiri.”
“Jika ibu tiri itu orangnya baik, kenapa tidak, Mas? Toh, ini demi kebaikan ayah.”
Mungkin Lastri benar, ayah ingin beristri lagi atau bisa jadi ia keliru. Ah, entahlah. Yang jelas, setelah pensiun ayah turun, ayah masih sering bepergian; berkunjung ke rumah-rumah tetangga dan seminggu sekali pergi ke toko buku. Sering kali ayah pulang bersama teman-temannya yang seumuran lalu ngobrol berjam-jam di ruang tamu. Tetapi, tidak untuk minggu-minggu ini. Entah sebab apa, ayah lebih senang diam di rumah, membaca koran, tiduran, dan menyaksikan berita di TV. Di ruang tengah tulah kami sering menemani ayah.
3. Latar tempat yang dalam kutipan cerpen tersebut, kecuali di …
A.Beranda rumah
B.Kamar
C.Ruang tengah
D.Ruang tamu
E.Jalan depan rumah
4.Penggalan cerpen berikut.
2008 di Pinggir Selokan
Pagi menjelang siang tadi, anak laki-laki saya, Keenan, tiba-tiba menarik tangan saya dan menggiring saya menuju sandal capit yang terparkir di teras depan. Saya sudah hafal aktivitas yang dia maksud, sekaligus rute perjalanan yang menanti kamu. Inilah acara jalan kaki yang kerap ia tagih, yakni satu kali putaran ke jalan belakang di mana tidak ada rumah di sana, hanya tanah kosong berilalang tinggi. Jalan itu menurun dan curam, berbatu-batu besar, dan banyak dahan berduri di pinggir kiri-kanan.
Terakhir kami berjalan ke sana, kaki Keenan sempat luka karena tersobek duri, tetapi entah mengapa ia selalu memilih jalur yang sama. Sejak sebelum kami berjalan kaki, saya sudah mengamati pagi pertama tahun 2008 ini. Langit yang berawan, angin yang bertiup kencang, dan meski matahari bersinar cukup terang dan terlihat angkasa biru di balik timbunan awan, saya tidak bisa mengatakan bahwa ini pagi yang cerah. Masih terasa jejak mendung peninggalan hujan semalam. Kendati demikian, pagi ini pun tidak bisa disebut pagi yang mendung. Sambil berjalan, saya merenungi kesan-kesan saya mengenai pergantian tahun kali ini. Ada keinginan kuat untuk menuliskan sesuatu, semacam refleksi dan sejenisnya. Tapi saya tidak tahu harus memulai dan mana, harus menulis apa.
Latar waktu penggalan cerpen tersebut adalah
A.Siang hari
B.Sore hari
C.Senja hari
D.Malam hari
E.Pagi hari
5.Penggalan cerpen berikut.
2008 di Pinggir Selokan
Pagi menjelang siang tadi, anak laki-laki saya, Keenan, tiba-tiba menarik tangan saya dan menggiring saya menuju sandal capit yang terparkir di teras depan. Saya sudah hafal aktivitas yang dia maksud, sekaligus rute perjalanan yang menanti kamu. Inilah acara jalan kaki yang kerap ia tagih, yakni satu kali putaran ke jalan belakang di mana tidak ada rumah di sana, hanya tanah kosong berilalang tinggi. Jalan itu menurun dan curam, berbatu-batu besar, dan banyak dahan berduri di pinggir kiri-kanan.
Terakhir kami berjalan ke sana, kaki Keenan sempat luka karena tersobek duri, tetapi entah mengapa ia selalu memilih jalur yang sama. Sejak sebelum kami berjalan kaki, saya sudah mengamati pagi pertama tahun 2008 ini. Langit yang berawan, angin yang bertiup kencang, dan meski matahari bersinar cukup terang dan terlihat angkasa biru di balik timbunan awan, saya tidak bisa mengatakan bahwa ini pagi yang cerah. Masih terasa jejak mendung peninggalan hujan semalam. Kendati demikian, pagi ini pun tidak bisa disebut pagi yang mendung. Sambil berjalan, saya merenungi kesan-kesan saya mengenai pergantian tahun kali ini. Ada keinginan kuat untuk menuliskan sesuatu, semacam refleksi dan sejenisnya. Tapi saya tidak tahu harus memulai dan mana, harus menulis apa.
Kalimat yang menggambarkan latar tempat pada kutipan cerpen tersebut adalah …
ASaya sudah hafal aktivitas yang dia maksud, sekaligus rute perjalanan yang menanti kami..
B.Terakhir kami berjalan ke sana, kaki Keenan sempat luka karena tersobek duri, tetapi entah mengapa ia selalu memilih jalur yang sama.
C.Jalan itu menurun dan curam, berbatu-batu besar, dan banyak dahan berduri di pinggir kiri-kanan.
D.Sejak sebelum kami berjalan kaki, saya sudah mengamati pagi pertama tahun 2008 ini.
E.Sambil berjalan, saya merenungi kesan-kesan saya mengenai pergantian tahun kali ini.
6.Bacalah kutipan cerita berikut!
“Orangtua Ari ingin Ari pindah ke Kota Malang untuk melanjutkan SMP di sana. Memang orang tuanya tinggal di Malang, sedangkan di sini Ari tinggal bersama neneknya.”
Ibu terdiam sejenak, lalu berkata lagi. “Oh Lasmi, berpisah dengan teman sekolah itu biasa. Kan, tidak selamanya kalian dalam satu sekolah, lama-kelamaan kau akan melupakan Ari juga.”
“Ah, tidak bisa, Bu. Ibu tahu selama ini Ari sudah seperti saudara sendiri,” kata Lasmi terbata-bata.
Konflik dalam kutipan cerita tersebut adalah …
A.Lasmi sangat kesal karena Ibu menginjinkan Ari pindah ke Malang.
B.Lasmi ingin ikut pindah ke Malang jika Ari melanjutkan SMP di sana.
C.Lasti tidak dapat menerima atas kepindahan Ari ke Malang.
D.Lasmi menyadari bahwa kepindahan teman sekolah itu biasa.
E.Lasmi menerima keputusan ibunya
7.Lebih tidak enak lagi kalau orang itu adalah Parmin. Tukang kebun yang rajin dan tak banyak cakap itu. Yang kerjanya cekatan, dengan wajah yang senantiasa memancarkan kesabaran. Tak pernah kedapatan sedikit saja membayang kemarahan pada wajah itu. Namun, tertawa berkepanjangan pun jarang lepas dari mulutnya. Senyum, itu saja. Senyum yang bisa muncul pada banyak kesempatan. Saat ia bicara. Saai ia menerima tugas, menerima gaji. Juga saat Mami memberi tahu bahwa gaji akan dibayarkan terlambat.
Pembuktian latar suasana kekaguman dalam kutipan cerpen tersebut adalah …
A.Parmin tukang kebun yang rajin dan pendiam.
B.Parmin selalu tersenyum di setiap kesempatan.
C.Parmin tidak pernah tertawa berkepanjangan.
D.Parmin tidak marah pembayaran gajinya terlambat.
E.Parmin menerima tugas sekaligus pembayarannya.
8..Cermatilah kutipan cerpen berikut Satu jam berlalu, kami terdiam dan terhanyut dalan angan masing-masing. Persoalan yang kami hadapi saat ini benar-benar di luar batas kemampuan. Tapi aku yakin bahwa Tuhan tidak akan memberi cobaan melebihi kemampuan hambaNya. Namun, Ranti istriku, tetap ngotot dan terus menerus mendesakku. Kami masih tetap terdiam, aku berdiri dan berjalan ke sana-ke mari. “Jangan hanya mondar-mandir, Mas, cepat cari jalankeluar, kepalaku rasanya mau copot, lagi pula persoalan ini tidak bisa menunggu, harus segera cari pinjaman, karena kalau hujan hujan turun dengan lebat takutnya rumah ini akan rubuh.”
Konflik dalam kutipan tersebut adalah….
A.saling gotot tidak mau mengalah
B.istri yang tidak sabar
C.sulit mencari jalan keluar
D.butuh pinjaman uang
E.suami menyerah pada keadaan
Sekembalinya ayahku dari undangan guru
mengajiku, aku dibawa pulang. Dirumah lima jari mendarat dipipiku. Ayahku
berteriak, kobaran api membakar langit kepalanya. “ Masih mau mencuri lagi ?
“. “ Tidak “ jawabku penuh ketakutan. Air mataku pun berguguran. “ Kalau
ternyata mencuri lagi bagaimana ? “. Aku diam. Aku menyerahkan jawabannya
kepada ayah.
9.Konflik yang terdapat pada kutipan tersebut adalah...
A. Undangan guru mengaji.
B.Ayah marah-marah
C.Tokoh aku mencuri
D.Tokoh aku diam
E.Tokoh aku sedih
(1) Senin, empat hari setelah aku dipanggil kepala sekolah, rapat dewan guru digelar di aula. Semua siswi diliburkan.
(2) “Langsung saja, kita akan membahas kasus Pak Agus!” kata Bu Ning tegas. (3)“Silakan Pak Agus melakukan pembelaan atas issu yang berkembang selama ini!”
(4) Aku diam.
(5)“Silakan, Pak Agus!”
(6) Aku tetap diam walaupun semua mata menatapku.
(7) “Silakan Pak Agus melakukan pembelaan karena issu ini telah sampai ke orang tua dan masyarakat!”
(8) Aku tetap diam.
(9) “Pak Agus!” Bu Ning bicara agak meninggi.
(10) Aku masih tetap diam.
(11) Hening.
(12) Sepi.
(13) “Pak Agus, karena Pak Agus tidak memberikan pembelaan maka issu itu saya anggap benar. (14) Demi masa depan sekolah kita khususnya dan pendidikan umumnya, saya minta Pak Agus membuat surat pengunduran diri!”
10. Watak tokoh Bu Ning pada kutipan cerita di atas adalah ....
A.kurang sabar dalam menghadapi
persoalan
B.mudah marah terutama jika tidak
diperhatikan
C.tegas dalam menyelesaikan masalah
D.tidak berani mengambil resiko
E.mudah dipengaruhi
Bacalah kutipan cerita berikut!
Tanah di pekuburan umum itu masih basah ketika para pelayat sudah pulang. Sementara aku masih duduk sambil sesekali menyeka air mata. Ibu yang selama ini paling aku hormati dan sayangi tadi malam telah menghadap Sang Pencipta.
11.Latar suasana yang tergambar pada kutipan cerita tersebut adalah ….
A.Kecewa
B.Sedih
C.Marah
D.Khawatir
E.Bimbang
Bacalah kutipan cerita berikut!
“Hai Gemblong!” sapa teman-teman Daryati dengan nada penuh candaan. Memang, ia sering mendapatkan sapaan seperti itu di kelasnya, bahkan juga dari teman kelas lain. Tubuh Daryati tidak gemuk. Sapaan itu diberikan karena ibunya memang seorang bakul gemblong, makanan dari ketela pohon yang dikukus lalu ditumbuk halus. Namun untaian candaan itu tak pernah dipedulikannya meski secara jujur Daryati merasa tak nyaman. Ia merasa mendapat tempat untuk berlatih sabar.
12.Penyebab konflik yang dialami tokoh pada kutipan cerita tersebut adalah …
A. sering dipanggil dengan nada ejekan
B. tubuh Daryati gemuk alias gendut
C. ibunya seorang bakul gemblong
D. ia harus sabar setiap hari
E.Tokoh ia seorangb yang ambisius
“Mulai hari ini Bapak akan memegang sementara ponsel ini kalau kamu ingin ponsel ini kembali, temui Bapak bersama orang tua kamu besok di ruang guru,” kata Pak Widi. Pak Widi pun langsung melanjutkan pelajaran hingga bel istirahat berbunyi.
13.Konflik pada kutipan cerpen tersebut adalah ...
A. Pak Widi mengambil ponsel Rio.
B. Fikri meminjam ponsel milik Rio.
C. Pak Widi mendekati Fikri dan Rio.
D. Fikri menegur Rio saat main HP.
A. Pak Widi mengambil ponsel Rio.
B. Fikri meminjam ponsel milik Rio.
C. Pak Widi mendekati Fikri dan Rio.
D. Fikri menegur Rio saat main HP.
E.Pak widi memarahi Rio
Bacalah kutipan cerita anak berikut!
Pagi ini tidak bisa lagi Timan tak marah. Kapal gratis ke Muara Baru masih belum bisa jalan, sementara Rahmat anaknya yang sekolah pada sebuah SD di Pluit tak mau berangkat dengan bus. Tapi tentu Timan mestinya ngerti. Dengan bus dari Marunda, Cilincing, ke Pluit, Penjaringan, jaraknya 10 km. Pukul berapakah Rahmat sampai di sekolah.
14..Konflik pada kutipan cerita tersebut adalah ...
A. sekolah yang jauh membuat timan bingung
B. angkutan gratis yang rusak rahmat tidak sekolah
C. kekhawatiran Timan atas keterlambatan Rahmat
D. jarak sekolah yang merepotkan siswanya
E.Rahmad malas sekolah karena jauh
Bacalah kutipan cerita berikut!
Biarpun begitu muncul juga dari gua sanubariku, mengalir secepat kilat ke dalam otak menciptakan pikiran-pikiran yang memalukan.
Sambil berbaring memeluk guling. Tiba-tiba khayal membentang di depan muka mata batinku. Aneh tak tahan lagi aku. Aku menjadi sebal dan mual. Gadis yang jelita dan tidak berdosa itu harus menjadi korban, dibaktikan kepada seorang tua bangka, suka makan riba. Kupejamkan mataku, menyusukkan kepalaku ke bawah bantal. Aku tidak mau mengujatnya.
15.Konflik yang terjadi pada kutipan cerita tersebut adalah ...
A. tokoh aku yang tidak setuju dengan tua bangka.
B. tokoh aku yang tidak setuju gadis jelita jadi korban.
C. tokoh aku yang gelisah dan tidak bisa diatur.
D. tokoh aku yang tidak bisa menyimpan masa lalu.
E.Tokoh aku yang pasrah menerima takdirnya
16.Bacalah penggalan cerpen berikut dengan saksama!
Tatkala aku masuk sekolah Mulo, demikian fasih lidahku dalam bahasa Belanda sehingga orang yang hanya mendengarkanku berbicara dan tidak melihat aku, mengira aku anak Belanda. Aku pun bertambah lama bertambah percaya pula bahwa aku anak Belanda, sungguh hari-hari ini makin ditebalkan pula oleh tingkah laku orang tuaku yang berupaya sepenuh daya menyesuaikan diri dengan langgam lenggok orang Belanda.
“Kenang-kenangan” oleh Abdul Gani A.K
Sudut pandang pengarang yang digunakan dalam penggalan tersebut adalah:
A) Orang pertama pelaku utama
B) Orang ketiga pelaku sampingan
C) Orang ketiga pelaku utama
D) Orang pertama dan ketiga
E) Orang ketiga serbatahu
Bacalah penggalan cerpen berikut dengan saksama!
Tatkala aku masuk sekolah Mulo, demikian fasih lidahku dalam bahasa Belanda sehingga orang yang hanya mendengarkanku berbicara dan tidak melihat aku, mengira aku anak Belanda. Aku pun bertambah lama bertambah percaya pula bahwa aku anak Belanda, sungguh hari-hari ini makin ditebalkan pula oleh tingkah laku orang tuaku yang berupaya sepenuh daya menyesuaikan diri dengan langgam lenggok orang Belanda.
“Kenang-kenangan” oleh Abdul Gani A.K
17. Watak tokoh “aku” dalam penggalan cerita tersebut adalah:
A.Percaya diri
B.Mudah menyesuaikan diri
C.Sombong
D.Rajin berusaha
E.Mudah dipengaruhi
Bacalah penggalan cerpen berikut dengan saksama!
Tatkala aku masuk sekolah Mulo, demikian fasih lidahku dalam bahasa Belanda sehingga orang yang hanya mendengarkanku berbicara dan tidak melihat aku, mengira aku anak Belanda. Aku pun bertambah lama bertambah percaya pula bahwa aku anak Belanda, sungguh hari-hari ini makin ditebalkan pula oleh tingkah laku orang tuaku yang berupaya sepenuh daya menyesuaikan diri dengan langgam lenggok orang Belanda.
“Kenang-kenangan” oleh Abdul Gani A.K
Amanat dalam penggalan cerpen tersebut adalah:
A) Jangan cepat menyerah pada keadaan bagaimanapun juga.
B) Jangan membuang waktu selagi masih ada waktu.
C) Sebaiknya kita menyesuaikan diri dengan keadaan.
D) Jangan lupa diri bila menguasai bahasa orang.
E) Jangan mudah dipengaruhi oleh orang lain.
A) Jangan cepat menyerah pada keadaan bagaimanapun juga.
B) Jangan membuang waktu selagi masih ada waktu.
C) Sebaiknya kita menyesuaikan diri dengan keadaan.
D) Jangan lupa diri bila menguasai bahasa orang.
E) Jangan mudah dipengaruhi oleh orang lain.
19.Menentukan latar penggalan novel/cerpen
I Gustam ternyata tumbuh dengan perangai dan tabiat yang kasar. Sewaktu berusia dua belas tahun, ia sudah berani memukul kepala ibunya. Setelah dewasa, ia berani pula mencuri sampai akhirnya masuk tahanan polisi Singaraja. Di dalam kamar tahanan, I Gustam justru banyak memperoleh pelajaran cara merampok dari I Sintung, salah seorang perampok dan penjahat berat yang sudah terkenal keganasan di kampungnya, ahli dalam hal perampokan dan kejahatan.
Latar tempat penggalan novel di atas adalah ….
A. Penjara
B. kepala
C. singaraja
D. kamar
E. kampung
20.Dalam peninjauan realisasi PNPM Mandiri Provinsi Jawa Barat di Kota Bogor, beberapa waktu yang lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengungkapkan keprihatinannya atas iklan politik yang mengangkat tema angka kemiskinan. Menurut Presiden, iklan tersebut tidak proporsional dan cenderung mendiskreditkan Pemerintah.
Makna istilah mendiskreditkan pada teks di atas adalah ….
A. perbedaan perlakukan yang menyimpang tentang kondisi kemiskinan
B. berusaha untuk menjelekkan atau memperlemah kewibawaan pemerintah
C. ketidaksesuaikan data angka kemiskinan dengan keadaan yang sebenarnya
D. ketidakpercayaan terhadap data kemiskinan yang disampaikan pemerintah
. mengucilkan pemerintah dengan membesar-besarkan angka kemiskinan.
aat mengambil buku di lemari pakaian, ia tidak sengaja melihat
sepucuk surat yang sengaja ia sembunyikan di tumpukan terbawah baju.
ltulah benda yang ia bawa saat pergi dari Parepare selain pakaian yang
dikenakan. Sepucuk surat yang jadi muasal seluruh masalah, Ia menatap
surat itu. la benci sekali kenapa tangannya refleks mengambil surat itu, Ia
benci sekali kenapa ia tidak kuasa menghentikannya. Hei, tangannya malah
membuka lipatan kertas itu. Apa yang ia harapkan? Lancang sekali mata dan
tangannya. Ia kira kali ini ia lebih tangguh saat membacanya kembali? Atau ia
malah berharap isi surat itu telah berubah jadi sebaliknya? Omong kosong!
Semua kesibukan ini, pengalaman baru, tidak pernah mampu mengusir pergi
kenangan itu, Jika itu sebuah benteng maka benteng itu rapuh, rontok
seketika. Jika itu sebuah tameng, maka tameng itu juga tipis dan ringkih,
hancur seketika. Lihatlah ia justru lumat lagi seluruh isi surat itu. Menghujam
dalam hatinya seperti sakit sekali. Sama seperti yang ia rasakan saat
pertama kali membacanya hanya bisa menatap kosong.
(Rindu, Tere Liye)
21.Keterkaitan isi kutipan novel tersebut dengan kehidupan sehari-hari adalah ...
A. Merapikan buku berdekatan dengan tumpukan baju .
B. Merasakan sakit hati saat kita membaca surat.
C. Ketidakmampuan melupakan hal buruk dalam kehidupan.
D. Melupakan masalah dengan bekerja di tempat lain.
E. Pengalaman baru akan menghapus kenangan lama.
Cermati kutipan novel berikut!
Selama sakit, Hanafi banyak mendapat
nasihat dari ibunya. Ibunya membujuknya untuk menikahi wanita pribumi pilihan ibunya. Karena cintanya ditolak oleh
Corrie, dia menerima tawaran ibunya. Hanafi pun menikah dengan Rapiah.
Perkawinan yang tidak didasari perasaan cinta itu membuat keluarga
Hanafi-Rapiah tidak bahagia.
22.Maksud kumpulan kata wanita pribumi pada kutipan teks cerita sejarah tersebut adalah...
A.Wanita penduduk asli
B.Wanita lembut dan rumahan
C.Wanita yang baik perangainya
D.Wanita keturunan daerah lain
E.Wanita penduduk pendatang
Cermati kutipan teks cerita pendek!
(1)
Dahinya kembali berkerut. (2) Matanya
menatap jalanan. (3) Kakinya iseng menendang-nendang kerikil di depan
langkahnya. (4) Sesaat kemudian, sebuah ide menyergap lamunannya. (5)
Baiklah, pikirnya, supaya mereka tak lupa, ia akan membeli spidol antiair.
(6) Akan ditulisnya di bagian dalam payung.
(Payung,
Andrea Hirata)
23.Kalimat bermajas dalam kutipan teks cerita pendek tersebut terdapat pada nomor…
A.1
B.2
C.3
D.4
E.5
Bacalah kutipan cerpen berikut!
Aku masuk ke kantor dan bersalaman dengan seorang
laki-laki yang tersenyum-senyum, bernama Pak Bleoncher. Pakaiannya lebih rapi
ketimbang pakaianku. Selanjutnya, ia membuka-buka tumpukan kertas, seperti
menata ke serambi.
“ Aku yakin Anda akan puas dengannya,”
katanya. “Dia telah kami pilih sesuai dengan persyaratan komputer. Tidak ada
yang melebihi dari seratus sepuluh orang yang memenuhi syarat di Amerika.
Kami memilih tidak berdasarkan suku, agama, etnis, ataupun latar belakang
regional.
24.Nilai-nilai kehidupan yang terkandung pada penggalan cerita terjemahan diatas adalah....
A.Ketaatan
B.Keramahtamahan
C.Kedisiplinan
D.Mandiri
E.Percaya diri
Perhatikan teks berikut!Sejak kelas 2 SD, Ani sudah tidak mau meneruskan sekolahnya. Ia sempat membaca, tetapi ia tidak senang dengan buku. Nasihat-nasihat baik orang tuanya tidak pernah didengarnya. Kini ia telah dewasa dan dirundung banyak cobaan hidup. Ia selalu marah-marah dan menyalahkan orang lain atau keadaan setiap kali masalah bergantian hadir.
25. Peribahasa yang cocok dengan ilustrasi di atas adalah ...
A. Seperti telur di ujung tanduk.
B. Seperti api dalam sekam.
C. Seperti katak dalam tempurung
D. Seperti burung dalam sangkar emas.
E.Seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami.
Cermati paragraf berikut!
Penerapan perdagangan bebas di Indonesia masih perlu kita pertimbangkan lebih berhati-hati. Selama dampak negatif belum terukur, Indonesia tidak dapat berharap mendapatkan untung dari perdagangan bebas. Kerugian negara sangat besar jika kita salah langkah menerapkan perdagangan bebas.
26. Kata perdagangan bebas dalam paragraf tersebut mengandung makna ....
A.Perlombaan
B.Persaingan
C.Pertandingan
D.Pertarungan
E.Perjuangan
Explore all questions with a free account