World Languages

1st

grade

Image

Pre tets teks sastra unsur latar dan konflik

21
plays

26 questions

Show Answers
See Preview
  • 1. Multiple Choice
    30 seconds
    1 pt

    1.Perhatikan kutipan cerpen di bawah ini!

    Es di gelas itu sudah mencair, membaur dengan kopi yang kupesan lebih dari satu jam lalu. Seiring dengan membaurnya kedua cairan itu, aku masih saja menatap ke luar jendela, kala hujan masih saja turun membasahi bumi. Mendinginkan udara malam yang tak berbintang itu.

    Latar waktu, suasana, dan tempat dalam kutipan cerpen tersebut adalah …

    A.Malam hari, hujan, dan restoran.

    B.Malam hari, sendu, dan kedai kopi.

    C.Sore hari, hujan, dan kedai kopi.

    D.Petang hari, sepi, dan kedai kopi.

    E.Malam hari, haru, dan kedai kopi.

  • 2. Multiple Choice
    30 seconds
    1 pt

    2.Bacalah kutipan cerita berikut.

    Dengan maksud yang licik, Datuk Maringgih meminjamkan uangnya pada Baginda Sulaiman. Berkat pinjaman uang dari Datuk Maringgih tersebut, usaha dagang Baginda maju pesat. Namun sayang, rupanya Datuk Maringgih menjadi iri hati melihat kemajuan dagang yang dicapai oleh Baginda Sulaiman ini maka dengan seluruh orang suruhannya, yaitu pendekar lima, pendekar empat, pendekar tiga, serta yang lainnya, Datuk Maringgih memerintahkan untuk membakar toko Baginda Sulaiman. Dan toko Baginda pun habis terbakar. Akibatnya baginda Sulaiman jatuh bangkrut dan sekaligus dengan hutang yang menumpuk pada Datuk Maringgih.

    Watak tokoh Datuk Maringgih dalam kutipan cerita tersebut adalah …

    A.Licik

    B.Suka uang

    C.Pasrah

    D.Tamak

    E.Pembohong

  • 3. Multiple Choice
    30 seconds
    1 pt

    Kutipan cerpen berikut.

    Akhir-akhir ini, sebelum pukul enam pagi, sering kulihat ayah duduk di kursi rotan di beranda sembari mendengarkan berita dari radio baterai yang ia taruh di meja. Ketika loper koran tiba, ayah akan mematikan radio, lalu mulai memamah koran sambil sesekali geleng-geleng kepala. Setelah kenyang memakan berita, ia akan menenteng radionya ke dalam kamar. Dan selepas Zhuhur, ayah kembali keluar kamar, duduk di kursi beranda yang dingin dan lengang memandang nyalang ke seberang jalan dengan napas yang sesekali mendesah. Kemudian, menjelang senja ayah akan menuju ruang tengah, khusyuk menatap TV 14 inci.

    “Mungkin ayah ingin beristri lagi, Mas,” ujar Lastri, adik perempuanku suatu kali.

    Hus, ngawur! Ayah sudah tua, enam puluh umurnya. Lagian ayah begitu mencintai ibu. Tak mungkin ingin beristri lagi,” sanggahku.

    “Ibu kan sudah meninggal, tak bakal tahu kalau ayah beristri lagi.”

    “Tetapi, aku tidak senang punya ibu tiri.”

    “Jika ibu tiri itu orangnya baik, kenapa tidak, Mas? Toh, ini demi kebaikan ayah.”

    Mungkin Lastri benar, ayah ingin beristri lagi atau bisa jadi ia keliru. Ah, entahlah. Yang jelas, setelah pensiun ayah turun, ayah masih sering bepergian; berkunjung ke rumah-rumah tetangga dan seminggu sekali pergi ke toko buku. Sering kali ayah pulang bersama teman-temannya yang seumuran lalu ngobrol berjam-jam di ruang tamu. Tetapi, tidak untuk minggu-minggu ini. Entah sebab apa, ayah lebih senang diam di rumah, membaca koran, tiduran, dan menyaksikan berita di TV. Di ruang tengah tulah kami sering menemani ayah.


    3. Latar tempat yang dalam kutipan cerpen tersebut, kecuali di …

    A.Beranda rumah

    B.Kamar

    C.Ruang tengah

    D.Ruang tamu

    E.Jalan depan rumah

  • Answer choices
    Tags
    Answer choices
    Tags

    Explore all questions with a free account

    Already have an account?