No student devices needed. Know more
25 questions
Lifting Plan/Rencana Pengangkatan wajib dibuat untuk Pengangkatan Non Rutin. Berikut lingkup dari Lifting Plan, kecuali:
Memastikan kondisi pelampung laik pakai
Pertimbangan kondisi lingkungan dan cuaca
Kajian berat beban dan pemilihan peralatan angkat
Kajian terhadap lintasan dan pergerakan alat angkat
Kewajiban dari Life Saving Rules Personal Floatation Device sebagai berikut, kecuali:
Memastikan pelampung diinspeksi secara berkala dan layak pakai
Melakukan inspeksi bahaya drop object dan memperbaikinya
Memastikan semua pekerja menggunakan pelampung sesuai petunjuk penggunaan
Mengkomunikasikan petunjuk penggunaan PFD kepada seluruh pekerja
Peralatan keselamatan kritikal harus berfungsi baik untuk menjaga keselamatan. Ini adalah bagian dari Life Saving Rules:
System Override
Excavation
Drop Object
Fit to Work
Fasilitas operasi yang handal & terpelihara merupakan kunci dari kegiatan operasi yang aman. Kunci dari Asset integrity:
Pastikan ada Journey Management Plan (JMP) sebelum melakukan perjalanan.
Fasilitas telah diinspeksi, diuji dan dipelihara sesuai prosedur dan aturan
Hentikan pekerjaan jika mencium bau gas
Gunakan selalu helm keselamatan
Saat bekerja di ketinggian ada kemungkinan peralatan yang digunakan jatuh (drop object) mengenai pekerja di bawahnya.
Benar, untuk mitigasinya wajib menerapkan prosedur Drop Object Prevention
Benar, untuk mitigasinya wajib melaksanakan Medical Check Up
Benar, untuk mitigasinya wajib membuat Lifting Plan
Benar, untuk mitigasinya wajib menerapkan Prosedur LOTO
Berikut adalah bahaya yang muncul akibat tidak dilaksanakannya prosedur keselamatan saat pekerjaan penggalian, kecuali:
Jatuh ke dalam lubang karena tidak dipasangnya barikade dan safety sign
Ledakan karena tidak teridentifikasinya pipa MIGAS bawah tanah
Keruntuhan atau longsor karena tidak dipasangnya shoring atau slopping
Lakalantas karena tidak mematuhi batas kecepatan perjalanan
Pekerja terkena flash fire saat memotong tiang kolom tangki adalah pelanggaran Life Saving Rules - Gas Test karena:
Pengendalian bahaya gas mudah terbakar tidak dilakukan secara komprehensif
Tidak ada alat pencegah jatuh saat bekerja di ketinggian
Prosedur LOTO tidak diterapkan
Barricade tidak terpasang
Journey Management Plan mencakup mitigasi bahaya berikut, kecuali:
Jalur mobilisasi yang akan dilalui
Pre Use Check, termasuk kondisi dan surat kendaraan
Personil, load / beban serta jenis kendaraan yang akan digunakan
Inspeksi pelampung secara berkala dan layak pakai
Dalam membangun budaya HSE, PT Pertamina EP telah menetapkan 8 (delapan) program berikut, kecuali:
HSE Golden Rules, MWT, SWA
Komite HSE, LFE, 15 LSR
Reward & Consequences, C&B, SIKA
Behavioural Observation, 15 LSR, MWT
Yang termasuk dalam 8 (delapan) program membangun budaya HSE PT Pertamina EP adalah:
Reward & Consequences
Compensation & Benefit
Surat Izin Kerja Aman
Job Safety Analysis
MWT merupakan sarana komunikasi secara langsung bagi manajemen kepada pekerja di lini terdepan, bukan semata - mata inspeksi lapangan. Berapa kali Ast Man & Group Leader sebagai tim MWT dalam 1 (satu) tahun?
Minimal 6 Kali
Minimal 12 Kali
Minimal 24 Kali
0 kali, karena wajib hanya untuk FM
Berikut adalah topik yang baik untuk tanya jawab MWT, kecuali
Implementasi kebijakan HSSE
Perilaku positif yang ditemui selama visit
Tema HSE Tahun Berjalan
Peringatan lisan terhadap perilaku negatif
Tujuan dari Komite HSE adalah mengembangkan komunikasi dua arah terkait aspek HSSE. Berapa kali Ast. Man, Group Leader dan SPV mengikuti Komite HSE Field?
Minimal 4 kali setahun
Minimal 6 kali setahun
Minimal 12 kali setahun
Minimal 24 kali setahun
Dalam melaksanakan observasi perilaku yang baik, prinsip PDCA harus dilaksanakan secara terstruktur. Pelaksanaan observasi yang mengikuti PDCA sebagai berikut:
Susun dan sampaikan jadwal, laksanakan observasi, lapor hasil observasi, dan tinjau tindak lanjutnya
Rencanakan individu yang diamati, laksanakan observasi, sampaikan perilaku baik dan buruk, lapor hasil observasi
Komunikasikan rencana observasi, laksanakan observasi, lapor hasil observasi, share laporan ke WAG
Memokan rencana observasi, laksanakan observasi, lapor hasil observasi, catat poin HSE Participation
Umpan balik adalah mekanisme yang sangat berguna untuk mengubah perilaku at risk menjadi safe behavior. Urutan melaksanakan umpan balik adalah sebagai berikut:
Persetujuan observee - umpan balik positif - sampaikan perilaku berisiko - diskusi satu persatu
Persetujuan observee, umpan balik positif, diskusi satu persatu, sampaikan perilaku berisiko
Umpan balik positif - diskusi satu persatu - sampaikan perilaku berisiko - persetujuan observee
Umpan balik positif - sampaikan perilaku berisiko - diskusi satu persatu - persetujuan observee
Lingkup dari kegiatan Stop Work Authority (SWA) meliputi menghentikan, memberitahu, dan memperbaiki pekerjaan yang dinilai tidak aman. Hal ini penerapan yang salah terkait SWA :
Pekerjaan dapat dilanjutkan apabila seluruh issue terkait dengan penghentian pekerjaan telah diselesaikan
Setiap pekerja mempunyai hak menolak untuk bekerja
Diperbolehkan intimidasi kepada pekerja untuk menggunakan haknya untuk menghentikan pekerjaan
Penghentian pekerjaan sebaiknya dilakukan dengan cara yang positif, persuasif dan santun.
Learning From Event (LFE) adalah evaluasi dan kajian yang mendalam terhadap semua bentuk kejadian, baik itu kejadian yang negatif maupun kejadian positif bagi perusahaan. Berikut yang tidak termasuk tujuan dari LFE adalah
Menambah poin HSE Participation
Mencari kemungkinan adanya gap dari sistem manajemen.
Pembelajaran atas keberhasilan dengan harapan terulang kembali
Pembelajaran atas kegagalan dengan harapan tidak terulang kembali
Penghargaan yang diperbolehkan kepada pekerja dapat dilaksanakan secara langsung maupun secara tidak langsung. Pemberian penghargaan tidak langsung yang memerlukan tidak memerlukan persetujuan BOD adalah
Piagam atau tropi
Pembinaan kompetensi
Nama pekerja untuk pendaftaran Hak Cipta
Perjalanan ibadah
Konsekuensi diberikan perusahaan bilamana personil telah terbukti melaksanakan pelanggaran aspek HSE di dalam lingkup atau lokasi yang menjadi tanggung jawabnya sesuai jawabnya. Pemberian konsekuensi yang diputuskan dalam Komite Etika dan GCG adalah:
Demosi
Pencabutan fasilitas (rumah dinas, tunjangan, dll)
Pembayaran ganti rugi
Pembebasan sementara dari tugas
Tingkatan budaya HSE yang salah adalah :
Pathological - HSSE digerakkan oleh UU dan peraturan
Reaktif - Management System sudah diimplementasikan secara sukses dan pemimpin berbicara pentingnya HSSE
Kalkulatif - Banyak audit dan rekomendasi yang perlu dilaksanakan
Proaktif - Seluruh tenaga kerja terlibat secara praktek, tidak hanya teori
Target dari membangun budaya HSE adalah mencapai tingkatan budaya yang setinggi - tingginya, yaitu "Generative". Yang tidak termasuk ciri - ciri dari tingkat budaya HSE "Generative" adalah:
Mengharapkan semua pekerja ikut dalam pengambilan keputusan
Kabar buruk dianggap sebagai kesempatan baik untuk belajar
Berorientasi pada nilai audit Sistem Manajemen HSE yang dicapai
Good HSE Performances are Good Business Performances
Berikut ini masuk dalam 12 Corporate Life Saving Rules (CLSR) dan juga 15 Pertamina EP Life Saving Rules (PEP-LSR):
Gas Test
Excavation
Drop Object
Driving
Berikut termasuk dalam world class indicator yang telah dicapai oleh PT Pertamina EP dan harus dipertahankan, kecuali:
Total Incident Rate yang rendah dibandingkan dengan oil company yang lain
Mencapai status "beyond compliance" dibuktikan dengan pencapaian 3 penghargaan proper emas selama 3 tahun terakhir
Coverage MCU > 90% dengan kategori Derajat Kesehatan Pekerja (DKP) > 80%
HSE participation yang tinggi, dibuktikan dengan jumlah peka hingga 300,000 di tahun 2019
Program PT Pertamina EP yang ditujukan kepada pekerja, mitra kerja dan kontraktor dengan harapan dapat mengembangkan tingkat budaya Proactive menjadi Generative adalah sebagai berikut, kecuali:
HSE Participation - SIstem skoring HSE Leadership khusus pekerja PT Pertamina EP sebagai bagian dari KPI Individu
HSE Demo Room - Mengedepankan fasilitas dan multimedia untuk pelaksanaan training dan pemahaman aspek HSE
HSE Coach - Program BBS yang dikombinasikan dengan coaching dan on site training mengenai perilaku kerja selamat di lokasi
Survey Budaya HSE untuk mengukur tingkat budaya dan memperlihatkan sejauh mana prioritas HSE pada pekerja dalam berpikir dan bertindak.
Contoh rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan apabila dari hasil pengukuran budaya HSE menunjukkan lemahnya komunikasi dan dialog HSE adalah:
Turun ke lapangan melaksanakan program Peka Observasi
Melaksanakan program Reward PEKA
Mempercepat closing tindak lanjut PEKA tahun berjalan
Melakukan analisa PEKA sebagai bagian dari Learning From Event
Explore all questions with a free account